- Kemenkes: Varian B.1.1.7, B.1.617, dan B.1.351 Sudah Masuk Indonesia Artikel ini telah tayang di Ko
- PENCEGAHAAN DEMAM BERDARAH SAAT WABAH COVID
- JANGAN MUDIK COVID 19 MASIH MENGANCAM
- REKRUTMEN TENAGA ENUMERATOR STUDI STATUS GIZI INDONESIA (SSGI)
- VAKSINASI BAGI PENYINTAS COVID
- TETAP SEHAT DAN BUGAR DI MASA PANDEMI COVID 19
- PERTANYAAN SKRINING TAMBAHAN BAGI LANSIA 60 TAHUN
- TAHAP 1 VAKSINASI COVID 19
- TAHAPAN PELAKSANAAN VAKSINASI COVID 19
- HOAX SEPUTAR VAKSIN SINOVAC
STUNTING DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
Berita Terkait
- DATA PANTAUAN COVID 19 KABUPATEN KARAWANG 01/01/20210
- 7 LANGKAH KLASTER KLUARGA0
- DATA PANTAUAN COVID 19 KABUPATEN KARAWANG0
- HINDARI KERUMUNAN TAHUN BARU 20210
- DATA PANTAUAN COVID 19 KABUPATEN KARAWANG 21/12/20200
- Penerapan protokol kesehatan 3M 0
- DATA PANTAUAN COVID 19 KABUPATEN KARAWANG 17/12/20200
- DATA PANTAUAN COVID 19 KABUPATEN KARAWANG 13/12/20200
- Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Karawang menggelar puncak HUT IBI ke-690
- DATA PANTAUAN COVID 19 KABUPATEN KARAWANG 09/12/20200
Berita Populer
- STUNTING DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
- Stunting
- REKRUTMEN TENAGA ENUMERATOR STUDI STATUS GIZI INDONESIA (SSGI)
- KATEGORI ZONASI LAVEL KEWASPADAAN COVID-19 PERKECAMATAN KAB. KARAWANG 24/07/20
- Penerapan protokol kesehatan 3M
- Jaga Jarak jangan Ragu
- HOAX SEPUTAR VAKSIN SINOVAC
- PERTANYAAN SKRINING TAMBAHAN BAGI LANSIA 60 TAHUN
- VAKSINASI BAGI PENYINTAS COVID
- TAHAPAN PELAKSANAAN VAKSINASI COVID 19

Menurut WHO stunting adalah kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, penyakit infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat. Dampak stunting bagi kesehatan antara lain terjadinya gagal tumbuh pada balita karena berat badan lahir rendah, kecil, pendek dan kurus. Terjadinya hambatan perkembangan baik kognitif maupun motorik serta dapat mengakibatkan gangguan metabolik pada saat dewasa seperti resiko terjadinya Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung dan lain-lain. Sedangkan dampak stunting di bidang ekonomi yaitu dapat menyebabkan potensi kerugian ekonomi dengan turunnya Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 2-3 % setiap tahunnya.
Kabupaten Karawang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang termasuk ke dalam 100 Kabupaten/Kota Prioritas Penanggulangan Stunting sejak tahun 2018 dengan prevalensi balita stunting sebesar 34.87% dari 80.891 balita berdasarkan Riskesdas 2013. Bagaimana dengan stunting saat ini?. Stunting dapat diketahui dengan melakukan pemantauan pertumbuhan balita dengan mengukur panjang badan atau tinggi badan anak yang dibandingkan dengan umur balita. Dikatakan stunting apabila panjang badan atau tinggi badannya lebih pendek dibandingkan dengan anak yang seumurnya yang normal.
Hasil Bulan Penimbangan Balita pada bulan Agustus 2020 sebanyak 155.670 balita diukur panjang badan dan tinggi badannya didapat hasil balita yang mempunyai status gizi sangat pendek sebanyak 688 balita (0.4 %) dan balita pendek sebanyak 3.720 anak (2.4 %). Sedangkan sebanyak 150.875 anak (96.9 %) memiliki tinggi badan normal serta 387 anak (0.2 %) memiliki status tinggi. Data-data tersebut diambil dari data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) per tanggal 16 Oktober 2020. Data e-PPGBM bersifat realtime sehingga data dapat terupdate setiap saat.
Dari grafik diatas terlihat trend prevalensi stunting di kabupaten Karawang dari tahun 2018-2020. Walaupun tidak masuk dalam masalah kesehatan masyarakat karena prevalensi stunting < 20 %, tetapi tetap harus di cegah dan ditangani. Berikut adalah prevalensi stunting di tiap –tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang
Table 1. Prevalensi Stunting Per Kecamatan Kabupaten
Karawang Tahun 2020
No |
Kecamatan |
||||||
Jumlah Balita |
Balita dengan status "Sangat Pendek" |
Balita dengan status "Pendek" |
Balita Normal |
TOTAL |
% |
||
4 |
5 |
6 |
7 |
8=(5+6) |
9=(8/4) |
||
1 |
PANGKALAN |
3,196 |
29 |
135 |
3,025 |
164 |
5.1 |
2 |
TEGALWARU |
2,966 |
1 |
38 |
2,924 |
39 |
1.3 |
3 |
CIAMPEL |
3,548 |
61 |
194 |
3,293 |
255 |
7.2 |
4 |
TELUKJAMBE TIMUR |
8,218 |
27 |
184 |
7,969 |
211 |
2.6 |
5 |
WANAKERTA |
4,822 |
3 |
59 |
4,760 |
62 |
1.3 |
6 |
KLARI |
11,383 |
99 |
363 |
10,883 |
462 |
4.1 |
7 |
CIKAMPEK |
8,564 |
32 |
165 |
8,359 |
197 |
2.3 |
8 |
PURWASARI |
4,294 |
2 |
205 |
4,085 |
207 |
4.8 |
9 |
TIRTAMULYA |
3,186 |
9 |
29 |
3,141 |
38 |
1.2 |
10 |
JATISARI |
5,147 |
24 |
116 |
5,007 |
140 |
2.7 |
11 |
BANYUSARI |
3,424 |
6 |
83 |
3,333 |
89 |
2.6 |
12 |
KOTABARU |
9,910 |
81 |
268 |
9,464 |
349 |
3.5 |
13 |
CILAMAYA WETAN |
5,267 |
6 |
58 |
5,192 |
64 |
1.2 |
14 |
CILAMAYA KULON |
4,640 |
11 |
58 |
4,569 |
69 |
1.5 |
15 |
LEMAHABANG |
3,522 |
38 |
151 |
3,331 |
189 |
5.4 |
16 |
TELAGASARI |
4,384 |
7 |
51 |
4,325 |
58 |
1.3 |
17 |
MAJALAYA |
3,662 |
4 |
41 |
3,611 |
45 |
1.2 |
18 |
KARAWANG TIMUR |
9,271 |
31 |
178 |
9,058 |
209 |
2.3 |
19 |
KARAWANG BARAT |
9,778 |
71 |
497 |
9,140 |
568 |
5.8 |
20 |
RAWAMERTA |
3,169 |
2 |
14 |
3,124 |
16 |
0.5 |
21 |
TEMPURAN |
5,155 |
7 |
12 |
5,134 |
19 |
0.4 |
22 |
KUTAWALUYA |
4,180 |
8 |
102 |
4,069 |
110 |
2.6 |
23 |
RENGASDENGKLOK |
7,383 |
32 |
372 |
6,973 |
404 |
5.5 |
24 |
JAYAKERTA |
4,474 |
12 |
127 |
4,335 |
139 |
3.1 |
25 |
PEDES |
5,206 |
56 |
61 |
5,070 |
117 |
2.2 |
26 |
KERTAMUKTI |
2,483 |
3 |
14 |
2,458 |
17 |
0.7 |
27 |
CIBUAYA |
3,614 |
13 |
73 |
3,528 |
86 |
2.4 |
28 |
TIRTAJAYA |
3,613 |
1 |
7 |
3,605 |
8 |
0.2 |
29 |
BATUJAYA |
4,696 |
11 |
63 |
4,609 |
74 |
1.6 |
30 |
PAKISJAYA |
2,515 |
1 |
2 |
2,501 |
3 |
0.1 |
KABUPATEN |
155,670 |
688 |
3,720 |
150,875 |
4,408 |
2.8 |
Kecamatan yang paling tinggi prevalensi stuntingnya adalah Kecamatan Ciampel dengan prevalensi 7.2 %. Kecamatan Ciampel mempunyai 3 desa lokus di tahun 2020 yaitu Desa Mulyasejati, Parung Mulya dan Kutanegara.
Faktor-faktor Determinan yang mempengaruhi Stunting di Kabupaten Karawang antara lain: 1). Jaminan Kesehatan yang dimiliki, 2).akses rumah tangga yang mempunyai akses air bersih, 3). Akses rumah tangga yang memiliki sanitasi yang layak, 4). Imunisasi dasar lengkap, 5). Merokok didalam rumah, 6). Riwayat ibu selama kehamilan , dan 7). Adanya penyakit penyerta
Table 2. Faktor - Faktor Determinan Kejadian Stunting Tahun 2020
No |
|
Faktor Determinan |
|||||||||||||||
JKN / BPJS |
Air Bersih |
Kecacingan |
Jamban Sehat |
Imunisasi |
Merokok (Keluarga) |
Riwayat Ibu Hamil |
Penyakit Penyerta |
||||||||||
Ya |
Tidak |
Ada |
Tidak Ada |
Ya |
Tidak |
Ada |
Tidak Ada |
Ya |
Tidak |
Ada |
Tidak Ada |
KEK |
NON KEK |
Ada |
Tidak Ada |
||
Kabupaten |
505 |
307 |
784 |
40 |
87 |
709 |
708 |
110 |
675 |
110 |
615 |
193 |
66 |
663 |
33 |
810 |
Stunting bukan merupakan keturunan sehingga dapat dicegah. Pemenuhan gizi yang optimal pada masa 1000 HPK yang dimulai sejak ibu hamil sampai anak usia 2 tahun merupakan investasi dalam mencegah stunting. Upaya yang dapat dilakukan dalam percepatan pencegahan stunting yaitu melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitife. Intervensi gizi spesifik antara lain:
- Pemberian Tablet Tambah Darah Minimal 90 Tab selama kehamilan
- Promosi dan konseling menyusui
- Promosi dan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
- Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK dan balita kurus
- Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan balita
- Tatalaksana Gizi Buruk
- Suplementasi kalsium,
- Suplementasi Vitamin A,
- Suplementasi Zinc pada balita diare
- Pemeriksaan Kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan
- Imunisasi
- Suplementasi Taburia, dan MTBS
Sedangkan untuk intervensi sensitif yaitu :
- Rumah tangga memiliki akses air bersih dan sanitasi yang layak
- Banyuan Pangan Non Tunai (BPNT)
- Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
- Program Keluarga Harapan (PKH)
- Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Untuk mengoptimalkan intervensi gizi spesifik dan sensitive perlu adanya konvergensi, koordinasi dan kerjasama antara lintas program, lintas sector, pemberdayaan masyarakat serta semua sektor terkait dalam upaya percepatan pencegahan stunting di Kabupaten Karawang